LUCY POV
“Coklat
itu….mana coklat itu”
Aku menyusuri setiap rak coklat yang tinggi menjulang ini.
Coklat-coklat ini seakan memanggilku, meminta perhatian untuk kubopong ke rumah.
”Ah ini dia !”,seruku dalam hati.
Aku segera mengambil coklat putih yang mengganggu pikiranku sejak 2 hari yang lalu.Aku memang mengincarnya namun harus menundanya berhubung uang bulananku tak kunjung datang dari Daddy.
Oh iya perkenalkan namaku Lucy, remaja berusia 15 tahun. Aku bersekolah di Edmond Junior High School—salah satu sekolah favorit di Oklahoma—Daddy seorang pria kelahiran Inggris dan Mom seorang wanita lembut berdarah Jepang-Indonesia.Gen Mom mengalir dominan dalam darahku sehingga membuatku terlihat seperti remaja Asia. Rambutku hitam lurus sebahu,kulitku putih,hidungku mancung sempurna,tubuhku tinggi hanya kurang proporsional.Mungkin aku harus menaikkan berat badanku lagi.Haha!
Aku menyusuri setiap rak coklat yang tinggi menjulang ini.
Coklat-coklat ini seakan memanggilku, meminta perhatian untuk kubopong ke rumah.
”Ah ini dia !”,seruku dalam hati.
Aku segera mengambil coklat putih yang mengganggu pikiranku sejak 2 hari yang lalu.Aku memang mengincarnya namun harus menundanya berhubung uang bulananku tak kunjung datang dari Daddy.
Oh iya perkenalkan namaku Lucy, remaja berusia 15 tahun. Aku bersekolah di Edmond Junior High School—salah satu sekolah favorit di Oklahoma—Daddy seorang pria kelahiran Inggris dan Mom seorang wanita lembut berdarah Jepang-Indonesia.Gen Mom mengalir dominan dalam darahku sehingga membuatku terlihat seperti remaja Asia. Rambutku hitam lurus sebahu,kulitku putih,hidungku mancung sempurna,tubuhku tinggi hanya kurang proporsional.Mungkin aku harus menaikkan berat badanku lagi.Haha!
AUTHOR
POV
Lucy
segera menuju kasir untuk membayar belanjaannya. Ia menatap jam tangannya
kemudian mengambil ponsel dari jaketnya.
“Bruukkk!!”
Seseorang tak sengaja menabrak Lucy,Lucypun terjatuh.
“…….”,gerutu Lucy tak jelas,ia pun membereskan barang-barang yang berserakan.
“Im sorry girl…Let me help you”,lelaki itu mengulurkan tangannya.
“Ok, no problem. Bukan salahmu”,jawab Lucy sambil menyambut tangannya dan mencoba berdiri.
“Ugh,my chocolate”,bisik Lucy pada diri sendiri. Ia menatap nanar pada coklatnya yang patah jadi dua.
“Are you ok?”,Tanya lelaki itu.
“..O..oh... Im ok”,jawab Lucy tersadar dari lamunannya.
“Btw thanks ! Im Lucy,”kata Lucy tersenyum sambil mengulurkan tangannya.
“Don’t mention it,namaku Greyson.Glad to see you Lucy ”,sahut Greyson dengan senyum ramah seraya menjabat tangan Lucy erat.
“So do I, maaf grey kupikir aku harus pergi sekarang.Trims”,pamit Lucy membungkukan badan lalu berlari menuju kasir.
Hari sudah menjelang senja dan Lucy harus tiba dirumah sebelum makan malam.Lucy mengayuh sepedanya dan hilang searah matahari terbenam yang membelah cakrawala merah
LUCY POV
“Bruukkk!!”
Seseorang tak sengaja menabrak Lucy,Lucypun terjatuh.
“…….”,gerutu Lucy tak jelas,ia pun membereskan barang-barang yang berserakan.
“Im sorry girl…Let me help you”,lelaki itu mengulurkan tangannya.
“Ok, no problem. Bukan salahmu”,jawab Lucy sambil menyambut tangannya dan mencoba berdiri.
“Ugh,my chocolate”,bisik Lucy pada diri sendiri. Ia menatap nanar pada coklatnya yang patah jadi dua.
“Are you ok?”,Tanya lelaki itu.
“..O..oh... Im ok”,jawab Lucy tersadar dari lamunannya.
“Btw thanks ! Im Lucy,”kata Lucy tersenyum sambil mengulurkan tangannya.
“Don’t mention it,namaku Greyson.Glad to see you Lucy ”,sahut Greyson dengan senyum ramah seraya menjabat tangan Lucy erat.
“So do I, maaf grey kupikir aku harus pergi sekarang.Trims”,pamit Lucy membungkukan badan lalu berlari menuju kasir.
Hari sudah menjelang senja dan Lucy harus tiba dirumah sebelum makan malam.Lucy mengayuh sepedanya dan hilang searah matahari terbenam yang membelah cakrawala merah
LUCY POV
Malam
ini cuaca lumayan cerah,aku duduk diberanda rasanya nikmat memandangi
bintang-bintang yang bertebaran diangkasa. Luas dan indah Galaksi Milky Way,tempat dimana kita hidup. Mungkin ada jutaan yang
lebih indah diluar sana, tapi aku lebih suka yang ini apa yang ada dihadapan
mataku.Untuk apa menerka-nerka bila didepan matamu ada yang lebih pasti
keindahannya.Hidup perlu kepastian bukan?
“Drrrtt..”,ponselku bergetar.Ada pesan masuk rupannya.
“Drrrtt..”,ponselku bergetar.Ada pesan masuk rupannya.
Text Message from : Donna
Text Message from : Donna
+62901xxxxxx
Hi Luc,
Have you finish math hw?
Can I cheat u 2morrow? Plz :D
Have you finish math hw?
Can I cheat u 2morrow? Plz :D
Apa PR matematika?! Memangnya ada ya?
Tanya ku dalam hati.
Aku mengernyitkan dahi mencoba
mengingat-ingat apakah Mr.Hans memberikan PR saat kelas Senin lalu.
Aku mulai membalas….
Text Message to : Donna
Aku mulai membalas….
Text Message to : Donna
+62901xxxxxx
Homework? Is there any hw?
What page? I think imma forget.
What page? I think imma forget.
Tak
lama kemudian Donna membalas
Text Message from : Donna
Text Message from : Donna
+62901xxxxxx
Oh babe
how could it be
Page 71-73.
Page 71-73.
Text Message to : Donna
Text Message to : Donna
+62901xxxxxx
Yeah I
rememba,
I think I’ll spend the nite til dawn to finish it.
Text Message from : Donna
I think I’ll spend the nite til dawn to finish it.
Text Message from : Donna
+62901xxxxxx
Okay,
fighting,I’ll wait da result tomorrow ;;)
fighting,I’ll wait da result tomorrow ;;)
Sial ! Ia
hanya ingin mencontekku hahaha umpatku dalam hati.Baiklah sekali-kali tak apa
toh dia sahabatku sendiri.
Text Message to : Donna
Text Message to : Donna
+62901xxxxxx
Lol ok,
What a shame u r ! :P
Bye
Aku segera
beranjak dari beranda dan mengunci pintu, mengambil buku-buku matematika
kemudian menuju meja belajarku.
*menit demi menitpun berjalan*
*menit demi menitpun berjalan*
“From 10 eggs two of them are rotten. A
woman take two eggs randomly. The probability the two eggs are good is..”
Aggrrh..
Poor me, I don’t understand L.Aku hanya garuk-garuk kepala karena tak
mengerti logika penyelesaian soal ini.Aku mencakar-cakar meja belajar secara
tak sadar.Oh God this is war !
“Lucy..”,Mom
memanggilku dari luar kamar
“Yes Mom?”, jawabku tak beranjak dari soal matematika.
“Yes Mom?”, jawabku tak beranjak dari soal matematika.
“Why u
didn’t sleep yet? What time is it dear?”,Tanya Mom lagi
“Sumimasen—maaf—,
I must finish my homework or Mr.Hans will punish me tomorrow”,jawabku merendah.
Aku
menunggu jawaban dari Mom.Namun tak ada jawaban,yang ada hanya bunyi langkah
kaki menjauh disusul ketikan lampu yang dimatikan.
Sepi.Hanya ada suara binatang malam dan goresan mata penaku. Aku terus mengerjakan soal-soal yang sebenarnya mulai memutus saraf ‘kehidupan’ku. Aku pun mengambil coklat putih yang kubeli kemarin,coklat adalah satu-satunya yang bisa mengusir rasa kantukku.
Sepi.Hanya ada suara binatang malam dan goresan mata penaku. Aku terus mengerjakan soal-soal yang sebenarnya mulai memutus saraf ‘kehidupan’ku. Aku pun mengambil coklat putih yang kubeli kemarin,coklat adalah satu-satunya yang bisa mengusir rasa kantukku.
1 jam
berlalu.Akhirnya soal-soal ini berhasil ku taklukan. Urusan nilai pikirku
belakangan yang terpenting aku sudah berusaha sebaik mungkin.
“Hoaamm”,aku pun menguap didepan cermin toilet. Setelah membersihkan wajah dan menggosok gigi akupun menuju singgasanaku.
Aku menyalakakan lampu tidur.
“Good Night”,ucapku pada diri sendiri
“Hoaamm”,aku pun menguap didepan cermin toilet. Setelah membersihkan wajah dan menggosok gigi akupun menuju singgasanaku.
Aku menyalakakan lampu tidur.
“Good Night”,ucapku pada diri sendiri
continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar