Senin, 24 Desember 2012

Langit,Slide,dan Rindu

Disini..
Aku terdiam diberanda rumah,
menatap langit.
Langit,
Hmmm..
Sampai saat ini aku masih mencintai langit.
Masih dalam suasana yang sama
Malam hari ditemani angin semilir
dengan bintang yang diam-diam menertawaiku.

"Apa yang kau fikirkan?" tanya bintang berwarna biru
"........",aku tak menjawab.

Dalam diam aku tersenyum getir.
Ku sesap coklat panas yang sedari tadi mengepulkan asapnya
agak mendingin.
Entah berapa lama aku duduk disini.
Aku bertopang dagu pada meja sambil
mengaduk-aduk gelas yang nyaris kosong--sama sepertiku--
Lalu menatap langit lagi.

Kali ini ada atmosfer yang berbeda..
Saat klise bayangmu duduk disampingku.
Samar-samar hilang dengan senyum bengis mencinta
Aku terkejut ! Aku menampar angin
mencoba memeluk apa yang kuliihat.
Dimana kau ?
Panik !
Kuedarkan pandanganku ke sudut-sudut langit.
Guratan-guratan wajahmu terhubung dari titik-titik bintang diatas sana.
Awan-awan beriring memutar kembali kisah kita.
Aku terpojok,duduk memeluk lutut sendiri.
Entah harus bagaimana lagi,
Mengapa seakan langit tak mau aku melupakanmu?

Hai,kau..
Apa kabar?
Sudahkah kau sholat?
Sudahkah kau makan malam ini?
Sepertinya alam mampu membaca rinduku padamu  wahai heartbreaker.
Apa yang kau lakukan malam ini?
Apakah membaca komik dengan chapter lama?
mendengarkan musik?
atau menatap langit yang sama sepertiku--ini hal yang kurindukan saat masih bersamamu--?
bagaimana harimu tanpaku?
adakah yang berbeda?
siapa yang membangunkanmu saat Minggu pagi?
siapa yang mengingatkanmu untuk tidak larut saat bermain?
Aku berharap kau mampu melakukan semuanya sendiri tanpaku wahai 'anak kecil'.
Bagaimana dengan gadis yang sejak awal kau impi-impikan itu --saat kau masih bersamaku--?
Sudahkah kau mendapatkannya--obsesi terbesarmu--?


Langit,
Apakah aku terlalu naif?
Apakah benar aku terlalu baik?
Bagaimana bisa aku masih bergairah untuk mengetahui semua tentangnya setelah sesaat apa yang ia lakukan?
Dia yang diam-diam meninggalkanku..
Dia yang membuat alibi mengharukan atas doa yang kupinta hingga aku sendiri menjadi korban.
Dia yang dengan sombongnya mengatakan pada dunia bahwa dia mencintaiku sedangkan siluet gadis itu masih terpampang jelas dalam daftar obsesinya.
Langit,
mengapa terlambat aku menyadari ini semua?
langit , jawab langit !



Tidak ada komentar:

Posting Komentar