Selasa, 25 Desember 2012

Semacam....?

hal bodoh apalagi yang kau lakukan
selain masih mencari tahu tentang ia yang telah menyakitimu
mencari-cari kebahagiaan apa saja yang telah ia dapat?
mencari-cari kesenangan apa saja yang telah ia lakukan?

otakmu memaksa untuk menghapus semua memori tentang dirinya,namun hati mu masih mempertahankannya.
atau...

hatimu ingin menghilangkan ukiran nama seseorang yang amat manis itu,tetapi otakmu sendiri masih memutar siluet kenangan-kenangan akan dirinya.
hey kau!
Semacam peduli,keras kepala,atau..masih mencinta ?


Sunshine and City Light part I (Greyson Chance FF)



                LUCY POV
                “Coklat itu….mana coklat itu”
Aku menyusuri setiap rak coklat yang tinggi menjulang ini.
                Coklat-coklat ini seakan memanggilku, meminta perhatian untuk kubopong ke rumah.
                ”Ah ini dia !”,seruku dalam hati.
                Aku segera mengambil coklat putih yang mengganggu pikiranku sejak 2 hari yang lalu.Aku memang mengincarnya namun harus menundanya berhubung uang bulananku tak kunjung datang dari Daddy.
                Oh iya perkenalkan namaku Lucy, remaja berusia 15 tahun. Aku bersekolah di Edmond Junior High School—salah satu sekolah favorit di Oklahoma—Daddy seorang pria kelahiran Inggris dan Mom seorang wanita lembut berdarah Jepang-Indonesia.Gen Mom mengalir dominan dalam darahku sehingga membuatku terlihat seperti remaja Asia. Rambutku hitam lurus sebahu,kulitku putih,hidungku mancung sempurna,tubuhku tinggi hanya kurang proporsional.Mungkin aku harus menaikkan berat badanku lagi.Haha!
                AUTHOR POV
                Lucy segera menuju kasir untuk membayar belanjaannya. Ia menatap jam tangannya kemudian mengambil ponsel dari jaketnya.
                “Bruukkk!!”

                Seseorang tak sengaja menabrak Lucy,Lucypun terjatuh.

                “…….”,gerutu Lucy tak jelas,ia pun membereskan barang-barang yang berserakan.
                “Im sorry girl…Let me help you”,lelaki  itu mengulurkan tangannya.

                “Ok, no problem. Bukan salahmu”,jawab Lucy sambil menyambut tangannya dan mencoba        berdiri.

                “Ugh,my chocolate”,bisik Lucy pada diri sendiri. Ia menatap nanar pada coklatnya yang patah jadi dua.

                “Are you ok?”,Tanya lelaki itu.

                “..O..oh... Im ok”,jawab Lucy tersadar dari lamunannya.

                “Btw thanks ! Im Lucy,”kata Lucy tersenyum sambil mengulurkan tangannya.

                Don’t mention it,namaku Greyson.Glad to see you Lucy ”,sahut Greyson dengan senyum ramah seraya menjabat tangan Lucy erat.

                So do I, maaf grey kupikir aku harus pergi sekarang.Trims”,pamit Lucy membungkukan badan lalu berlari menuju kasir.

                Hari sudah menjelang senja dan Lucy harus tiba dirumah sebelum makan malam.Lucy mengayuh sepedanya dan hilang searah matahari terbenam yang membelah cakrawala merah

                LUCY POV
               
                Malam ini cuaca lumayan cerah,aku duduk diberanda rasanya nikmat memandangi bintang-bintang yang bertebaran diangkasa. Luas dan indah Galaksi Milky Way,tempat dimana kita hidup. Mungkin ada jutaan yang lebih indah diluar sana, tapi aku lebih suka yang ini apa yang ada dihadapan mataku.Untuk apa menerka-nerka bila didepan matamu ada yang lebih pasti keindahannya.Hidup perlu kepastian bukan?
                “Drrrtt..”,ponselku bergetar.Ada pesan masuk rupannya.


Text Message from : Donna
                                  +62901xxxxxx
Hi Luc,
Have you finish math hw?
Can I cheat u 2morrow? Plz :D

Apa PR matematika?! Memangnya ada ya? Tanya ku dalam hati.
Aku mengernyitkan dahi mencoba mengingat-ingat apakah Mr.Hans memberikan PR saat kelas Senin lalu.

Aku mulai membalas….


    

                    Text Message to : Donna
                                                +62901xxxxxx
                    Homework? Is there any hw?
                    What page? I think imma forget.
    
Tak lama kemudian Donna membalas

    

                      Text Message from : Donna
                                                       +62901xxxxxx
    Oh babe how could it be
    Page 71-73.


   Text Message to : Donna
                               +62901xxxxxx
   Yeah I rememba,
   I think I’ll spend the nite til dawn to finish it.


Text Message from : Donna
                                 +62901xxxxxx
Okay,
fighting,I’ll wait da result tomorrow ;;)



Sial ! Ia hanya ingin mencontekku hahaha umpatku dalam hati.Baiklah sekali-kali tak apa toh dia sahabatku sendiri.


Text Message to : Donna
                             +62901xxxxxx
Lol ok,
What a shame u r ! :P
Bye


Aku segera beranjak dari beranda dan mengunci pintu, mengambil buku-buku matematika kemudian menuju meja belajarku.

              *menit demi menitpun berjalan*

“From 10 eggs two of them are rotten. A woman take two eggs randomly. The probability the two eggs are good is..”

Aggrrh.. Poor me, I don’t understand L.Aku hanya garuk-garuk kepala karena tak mengerti logika penyelesaian soal ini.Aku mencakar-cakar meja belajar secara tak sadar.Oh God this is war !


“Lucy..”,Mom memanggilku dari luar kamar

              “Yes Mom?”, jawabku tak beranjak dari soal matematika.

“Why u didn’t sleep yet? What time is it dear?”,Tanya Mom lagi

“Sumimasen—maaf—, I must finish my homework or Mr.Hans will punish me tomorrow”,jawabku merendah.

Aku menunggu jawaban dari Mom.Namun tak ada jawaban,yang ada hanya bunyi langkah kaki menjauh disusul ketikan lampu yang dimatikan.
              Sepi.Hanya ada suara binatang malam dan goresan mata penaku. Aku terus mengerjakan soal-soal yang sebenarnya mulai memutus saraf ‘kehidupan’ku. Aku pun mengambil coklat putih yang kubeli kemarin,coklat adalah satu-satunya yang bisa mengusir rasa kantukku.

1 jam berlalu.Akhirnya soal-soal ini berhasil ku taklukan. Urusan nilai pikirku belakangan yang terpenting aku sudah berusaha sebaik mungkin.

              “Hoaamm”,aku pun menguap didepan cermin toilet. Setelah membersihkan wajah dan menggosok gigi akupun menuju singgasanaku.

              Aku menyalakakan lampu tidur.
              “Good Night”,ucapku pada diri sendiri

continue...

Senin, 24 Desember 2012

Langit,Slide,dan Rindu

Disini..
Aku terdiam diberanda rumah,
menatap langit.
Langit,
Hmmm..
Sampai saat ini aku masih mencintai langit.
Masih dalam suasana yang sama
Malam hari ditemani angin semilir
dengan bintang yang diam-diam menertawaiku.

"Apa yang kau fikirkan?" tanya bintang berwarna biru
"........",aku tak menjawab.

Dalam diam aku tersenyum getir.
Ku sesap coklat panas yang sedari tadi mengepulkan asapnya
agak mendingin.
Entah berapa lama aku duduk disini.
Aku bertopang dagu pada meja sambil
mengaduk-aduk gelas yang nyaris kosong--sama sepertiku--
Lalu menatap langit lagi.

Kali ini ada atmosfer yang berbeda..
Saat klise bayangmu duduk disampingku.
Samar-samar hilang dengan senyum bengis mencinta
Aku terkejut ! Aku menampar angin
mencoba memeluk apa yang kuliihat.
Dimana kau ?
Panik !
Kuedarkan pandanganku ke sudut-sudut langit.
Guratan-guratan wajahmu terhubung dari titik-titik bintang diatas sana.
Awan-awan beriring memutar kembali kisah kita.
Aku terpojok,duduk memeluk lutut sendiri.
Entah harus bagaimana lagi,
Mengapa seakan langit tak mau aku melupakanmu?

Hai,kau..
Apa kabar?
Sudahkah kau sholat?
Sudahkah kau makan malam ini?
Sepertinya alam mampu membaca rinduku padamu  wahai heartbreaker.
Apa yang kau lakukan malam ini?
Apakah membaca komik dengan chapter lama?
mendengarkan musik?
atau menatap langit yang sama sepertiku--ini hal yang kurindukan saat masih bersamamu--?
bagaimana harimu tanpaku?
adakah yang berbeda?
siapa yang membangunkanmu saat Minggu pagi?
siapa yang mengingatkanmu untuk tidak larut saat bermain?
Aku berharap kau mampu melakukan semuanya sendiri tanpaku wahai 'anak kecil'.
Bagaimana dengan gadis yang sejak awal kau impi-impikan itu --saat kau masih bersamaku--?
Sudahkah kau mendapatkannya--obsesi terbesarmu--?


Langit,
Apakah aku terlalu naif?
Apakah benar aku terlalu baik?
Bagaimana bisa aku masih bergairah untuk mengetahui semua tentangnya setelah sesaat apa yang ia lakukan?
Dia yang diam-diam meninggalkanku..
Dia yang membuat alibi mengharukan atas doa yang kupinta hingga aku sendiri menjadi korban.
Dia yang dengan sombongnya mengatakan pada dunia bahwa dia mencintaiku sedangkan siluet gadis itu masih terpampang jelas dalam daftar obsesinya.
Langit,
mengapa terlambat aku menyadari ini semua?
langit , jawab langit !