PROLOG
Sampai saat ini aku tidak tau
mengapa ia jauh. Tanpa alasan.Tegur sapa enggan. Hanya disana. Kita saling mengetahui bahwa kita sedang tidak baik-baik saja. Tapi dengan
begitu mudahnya kita saling mengindahkan.
Jumat itu adalah tepukan terakhir
saat aku terisak. Senin itu mungkin hari terakhir,saat aku bisa berbagi tawa
dengannya. Malam itu adalah malam terakhir berbagi kisah dengannya
dan ia menyambutnya dengan rasa lega karena aku telah…..
Ia sosok tulus dibalik sikapnya yang dingin. Ia
diam-diam memperhatikanku. Aku bisa menilainya. Bukan karena ia menaruh hati padaku. Tulus. Semuanya
semata karena kami adalah teman.
“Kak…”
“Hmm?”,kau menoleh padaku.
Aku terbangun.Mimpi ini
menggangguku.
Kau tau? perihku merindukanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar