Pergilah kasih kejarlah keinginanmu..
Selagi masih ada waktu..
Pergilah kasih jangan hiraukan diriku..
Aku rela berpisah demi untuk dirimu
Semoga tercapai segala keinginanmu...
Selagi masih ada waktu..
Pergilah kasih jangan hiraukan diriku..
Aku rela berpisah demi untuk dirimu
Semoga tercapai segala keinginanmu...
Siang hari,
pulang sekolah. Penat. Itu yang aku rasakan setelah 3 jam berkutat dengan soal
ujian akhir semester. Melepas jenuh, sayup-sayup aku memutar musik dan
tengkurap di kasur. Lagu ini... Memaksaku untuk mengingat kembali percakapan
kita malam itu. Beberapa pekan yang lalu. Seperti biasa kita selalu
bercakap-cakap via sms hingga bulan sudah tinggi bahkan tertidur dibalik
mendung.
Malam itu...
Malam itu...
Seingatku,aku
yang membuka topik pertama. Biasalah, anak bangku kelas 2 SMA. Masa-masa labil menentukan
jenjang pendidikan selanjutnya.Yah, tentang kuliah pada intinya.
Aku bercerita bahwa aku akan mengambil perguruan tinggi di kota ini saja,karna sudah habis upaya membujuk bapak agar mengizinkanku kuliah diluar pulau Borneo ini.
Lalu, kamu menyampaikan niatmu untuk melanjutkan kuliah di tanah orang jika tak ada arang melintang. Jakarta. Ibu kota Negeri tercinta. Dan salah satu alasanmu mengambil program itu yang tibatiba mengundang kagumku. Bahagia sekali orangtuamu memiliki anak seperti mu. Aku hanya bisa memandang layar hp lekat-lekat. Diam-diam aku tersenyum, aku medoakanmu :)
Wah,beruntungnya dirimu dilahirkan sebagai lelaki. Tentunya tidak terlalu mengundang cemas orangtua untuk melepasmu merantau. Aku iri,mas.Iri beraaatt. Aku juga ingin menghirup embun pagi ditanah orang, melihat matahari terbit dibukit orang.Aku ingiiiin.
Lalu ada hawa lain yang menyesaki rongga dada ini. Ingin menangis sepertinya. Ku tahan kuat-kuat karena aku sedang berada ditengah orang banyak. Ruang tunggu dokter. Pikiran ini menerawang...
“Tak mau tau lagi rasanya berpisah”.Perasaan bodoh macam apa ini. Tunggu,saat itu aku bukan siapa-siapamu.
Ayolah,hidup hidup siapa ? Itu pikir sisi dewasaku. Malu aku pada dirisendiri. Sungguh aku mendoakanmu,. Semoga tak ada yang merubah sisi baikmu. Semoga jalanmu untuk meraihnya terbuka lebaar . Amin :)
Aku tak berani menerka-nerka karna aku tak tau apa yang akan terjadi pada kita 6 bulan kedepan, 1 bulan, atau bahkan esok. tetapi apa kau tau? Aku sudah menyiapkan kemungkinan buruk untuk kita. Bukan, tepatnya untukku
Sekarang, aku hanya menikmati apa yang sedang kita jalani..
Menjaganya... Menghargai setiap detiknya bersama kamu mas.
Sekali lagi aku mendoakanmu. Sederhananya,semoga semua kebaikan ada padamu.
1 tahun kedepan jika jalanmu terbuka. Penggalan lirik itu , keikhlasan dan doa ku akan mengantarkanmu ke bandara :)
dan jika kamu masih untukku..
untuk lelaki bermata teduh :)
Aku bercerita bahwa aku akan mengambil perguruan tinggi di kota ini saja,karna sudah habis upaya membujuk bapak agar mengizinkanku kuliah diluar pulau Borneo ini.
Lalu, kamu menyampaikan niatmu untuk melanjutkan kuliah di tanah orang jika tak ada arang melintang. Jakarta. Ibu kota Negeri tercinta. Dan salah satu alasanmu mengambil program itu yang tibatiba mengundang kagumku. Bahagia sekali orangtuamu memiliki anak seperti mu. Aku hanya bisa memandang layar hp lekat-lekat. Diam-diam aku tersenyum, aku medoakanmu :)
Wah,beruntungnya dirimu dilahirkan sebagai lelaki. Tentunya tidak terlalu mengundang cemas orangtua untuk melepasmu merantau. Aku iri,mas.Iri beraaatt. Aku juga ingin menghirup embun pagi ditanah orang, melihat matahari terbit dibukit orang.Aku ingiiiin.
Lalu ada hawa lain yang menyesaki rongga dada ini. Ingin menangis sepertinya. Ku tahan kuat-kuat karena aku sedang berada ditengah orang banyak. Ruang tunggu dokter. Pikiran ini menerawang...
“Tak mau tau lagi rasanya berpisah”.Perasaan bodoh macam apa ini. Tunggu,saat itu aku bukan siapa-siapamu.
Ayolah,hidup hidup siapa ? Itu pikir sisi dewasaku. Malu aku pada dirisendiri. Sungguh aku mendoakanmu,. Semoga tak ada yang merubah sisi baikmu. Semoga jalanmu untuk meraihnya terbuka lebaar . Amin :)
Aku tak berani menerka-nerka karna aku tak tau apa yang akan terjadi pada kita 6 bulan kedepan, 1 bulan, atau bahkan esok. tetapi apa kau tau? Aku sudah menyiapkan kemungkinan buruk untuk kita. Bukan, tepatnya untukku
Sekarang, aku hanya menikmati apa yang sedang kita jalani..
Menjaganya... Menghargai setiap detiknya bersama kamu mas.
Sekali lagi aku mendoakanmu. Sederhananya,semoga semua kebaikan ada padamu.
1 tahun kedepan jika jalanmu terbuka. Penggalan lirik itu , keikhlasan dan doa ku akan mengantarkanmu ke bandara :)
dan jika kamu masih untukku..
untuk lelaki bermata teduh :)
-
-yang tak berani mengungkapkan ini padamu-
-yang tak berani mengungkapkan ini padamu-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar