Minggu, 27 April 2014

Kuroko No Basuke Fanfiction INA - Autumn Pain (bagian 1)

Kabut bulan menyeruak... 
Warna sekatnya nya dingin...
Mengasingkan ku dalam kenangan...
Memaksa ku akan rasa merindukan.. 
Sakitnya kau ada, kemudian tiada....


Dipojok ruangan seorang perempuan beriris biru secerah langit musim panas duduk seorang diri, memandang keluar jendela membiarkan minuman hangat didepannya dingin. Gestur tubuhnya lembut. Sesekali ia menggosokkan kedua tangannya untuk mengusir hawa dingin yang mengerayapi tubuhnya dan menghela nafas gelisah menatap jam dan kue tart didepannya berulang kali. Ia menatap langit musim gugur dengan cahaya bulan menimpa kulit wajahnya yang pucat.  5 musim gugur sudah berlalu. 3 musim gugur pula ia hadapi sendiri

“Tetsuna-san”, panggil seorang wanita yang menyentuh pundaknya dengan lembut

……..

“Tetsuna-san”

……..

“Tetsuna”

Gadis itu menoleh saat suara berat itu memanggilnya. Wajahnya seketika berubah gembira.Ia pun menghamburkan pelukan pada lelaki bersurai merah itu

"Akashi kun!” pekiknya

“Tetsuna”, lelaki itu tersenyum sembari mengusap kepala tetsuna lembut.

“Mou.. Akashi kun jarang sekali mengunjungi ku”Tetsuna menggembungkan pipinya

“Gomen ne… aku sibuk sekali” Akashi terkekeh menatap tingkah Tetsuna.

“Jangan pergi lagi ne?” Tetsuna menatap dalam pemilik manic crimson dihadapnnya

“Maaf Tetsuna, …… ”, tatapan Akashi melembut sembari mengusap puncak kepala Tetsuna.

“Wakatta”

“…………”

“Kemari lah Akashi kun”, Tetsuna menarik  tangan Akashi menuju tempat ia semula

“…………”

“Selamat ulang tahun Akashi kun”, Tetsuna tersenyum manis sambil mengangkat kue tart itu ke hadapan Akashi.

“Arigatou”

*******

Langit mulai menjingga, matahari siap untuk menerbitkan malam. Seorang lelaki bermanik heterokrom masih sibuk berjongkok memegang kamera, alisnya bertaut menandakan bahwa ia sangat berkonsentrasi dengan apa yang ia lakukan . Ia sibuk membidik objek didepannya, sepasang burung bangau yang sedang asyik bercanda-mungkin seperti itu untuk bahasa para burung  bangau.

“sempurna”, Akashi bergumam menatap hasil jepretannya sendiri dengan raut wajah sumringah.

Akashi Seijuuro. Seorang remaja berumur 16 tahun, berambut merah, tinggi 173 cm, cerdas, tampan, dan kini seorang kapten Basket di sekolahnya-Rakuzan Hish School. Hidup Akashi nyaris sempurna karena ia terlahir sebagai anak orang yang berada. Ayahnya seorang pengusaha besar pemilik Akashi Grup-grup terbesar di Kyoto. Walau nyaris sempurna, Akashi yang merupakan anak tunggal tetaplah seorang remaja yang memerlukan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Namun, karena Ibu Akashi-Akashi Seishina telah meninggal sejak ia berumur 8 tahun jadilah ia hidup hanya bersama Ayahnya-Akashi Ryujuuro, dan pelayan-pelayan nya di dalam penjara yang mewah itu. Ayahnya sering bepergian keluar kota dan ia pun hanya membusuk di istana bersama butler-butler dan maid-maidnya. Untuk menghilangkan kejenuhan, Akashi pun menggeluti hobi sampingannya selama 2 tahun terakhir-Fotografi.Terkadang ia berpergian untuk sekedar mencari tempat-tempat yang bagus untuk hunting. Bersyukurlah Akashi karena sang ayah tidak melarang hobinya tersebut.Selama Akashi masih mau menerima pendidikan manajemen bisnis yang Ayahnya berikan satu minggu sekali, ia aman.

Akashi kembali membidikkan kamera nya ke sekitar danau itu. Lensa nya menangkap seorang gadis berambut sepundak yang sedang duduk dan melukis. Terpaan angin yang mengenai rambut gadis itu serta  rumput-rumput disekitar, ditambah cahaya matahari senja yang lembut menjadi momen yang Akashi rasa cantik untuk ia abadikan.Ia menatap lcd kameranya dan terlihat memperbesar hasil jepretannya. Ia tersenyum tipis, tiba-tiba ia teringat akan wajah Ibunya.

“Doumo….”

Akashi merasa ada yang menyapanya. Namun ia tak melihat siapapun didekatnya

“mungkin aku kelelahan”, gumam Akashi sambil memijat tengkuknya sendiri

“Doumo”, suara itu lagi

Akashi menoleh

Di depannya… tak ada siapapun


Ke samping kanan…. tidak ada


Ke samping kiri…. Juga tidak ada


Ke belakang, nihil


Ke depan

“….” Akashi membelalakkan iris matanya-terkejut. Di hadapannya tiba-tiba berdiri seorang gadis berambut biru sedang melipat tangannya didepan dada dan menatapnya datar

“Kau siapa?”, Tanya Akashi

“Tidak baik memotret orang sembarangan”, ucap gadis itu

“Hei, aku ti…” sanggah Akashi

“tidak baik mengintip hidup orang”, gadis itu memotong ucapan Akashi

“b-bukan be….”, Akashi mencoba membela diri

“Hapus atau kau akan terkena kutukan”, ucap gadis itu tidak acuh pada pembelaan yang Akashi berusaha lontarkan. Kemudian ia meninggalkan Akashi yang terpelongo.

“Hei berani nya kau mengabaikan ku!”, teriak Akashi.

Gadis itu terus berjalan tanpa memperdulikan Akashi dan menghilang dibalik bukit.

“Tch…dasar orang aneh”, rutuk nya.

Akashi membereskan tas dan kamera nya. Matanya menangkap kain putih yang terjatuh didekat tasnya.

“sapu tangan? Hm-mungkin kah milik gadis itu?”, Akashi bergumam sendiri

Ia menemukan aksen bordiran berwarna biru yang terdapat di belakang sapu tangan itu

“Ku-ro-ko tet-su-na”, ucap Akashi

           "Kuroko...artinya hitam-hm? hitam itu suram, bayangan, menyebalkan,...." Akashi bergumam sendiri

           “Sepertinya memang milik dia”, tanpa sadar Akashi terkekeh geli


(bersambung)